Kicau Burung - Pasar lovebird — atau populer pula di kalangan pencinta burung Nusantara sebagai labet—tengah lesu. Demi mengembalikan kejayaan lovebird yang sempat trendy belasan tahun terakhir, pedagang burung di Taman Pasar Burung dan Ikan Hias Depok menggagas kiat cerdas.
Burung yang berasal dari benua Afrika ini memiliki keunikan warna yang memikat para pencintanya. Keunikan warna itulah yang selama ini memesona para pencinta burung peliharaan. Tetapi, sepertinya pesona aneka warna bulu lovebird itu belakangan mengalami kejenuhan. Burung itu pun mengalami penurunan harga jual di pasar-pasar burung.
Itok, salah seorang pengepul lovebird di Pasar Burung Depok
menyiasati kondisi tersebut dengan melakukan sebuah gebrakan. Awal tahun
2014, ia bersama beberapa temannya mengadakan bursa lovebird. Bukan keindahan warna yang diadu, melainkan kicauan lovebird yang digunakan sebagai senjata utama bursa.
“Maksud diadakan bursa lovebird agar pencinta maupun pedagang dapat dimudahkan untuk menjual dan membeli,” ujar Itok, sang penggagas bursa lovebird itu, Selasa (5/8/2014).
Itok mengungkapkan bursa itu mengundang perhatian banyak pencinta lovebird, pedagang maupun peternak lovebird. Mereka yang datang akan mengetahui sendiri bagaimana kualitas lovebird.
Bursa ini juga sebagai sarana untuk menyeleksi kualitas burung-burung yang beradu di gantangan. Bila ada yang tertarik nantinya langsung melakukan transaksi.
Itok menjelaskan bursa lovebird ini terdiri dari dua kategori, yaitu labet reguler dan labet spesial. Kategori reguler ini diadakan setiap Senin, Rabu, dan Jumat dengan tiket Rp20.000 per peserta. Sedangkan, kategori spesial diadakan satu bulan sekali, setiap Rabu pekan pertama.
Pemenang bursa harus siap menjual lovebird miliknya apabila ada yang berminat membeli. Harga yang ditentukan bursa maksimal pembayaran Rp3 juta untuk bursa reguler dan Rp7,5 juta untuk bursa spesial.
Itok memberikan penghargaan berupa sertifikat bagi yang masuk lima besar juara untuk bursa reguler. Sedangkan untuk bursa spesial disediakan 10 sertifikat untuk para pemenangnya. Sertifikat ini sebagai bukti kualitas burung yang sudah beradu di bursa lovebird tersebut.
Durasi Ngekek
Bursa ini dapat menyeleksi kualitas burung milik para pencinta dan pedagang lovebird. Hal ini dibuktikan dari penilaian dewan juri yang meliputi ritme kicauan, durasi ngekek terpanjang, dan gaya lovebird.
“Saya tidak ingin para pembeli atau pencinta lovebird seperti membeli kucing dalam karung. Melalui bursa ini saya juga dimudahkan ketika ada pesanan lovebird prestasi, saya bisa langsung mengambil dari pemenang bursa sebab sudah terbukti kualitasnya,” tuturnya saat ditemui Solopos.com.
Harapan Itok melalui bursa ini tidak sekadar untuk lomba tetapi memberikan sarana jual beli lovebird dengan harga yang terpantau stabil dan terjangkau. Maka, para pemilik lovebird warna jangan berkecil hati, bila dilatih kicauannya akan berkualitas.
Menurut pantauan Itok, dua pekan ini, harga lovebird atau labet warna mulai merangkak naik, Kicau Burung dari Rp80.000 kini mencapai Rp120.000. ia yakin banderol harga itu akan terus meningkat.
“Bagi pencinta lovebird, peternak lovebird yang ingin menunjukkan kualitas lovebird miliknya, datang saja ke bursa. Mungkin saja menjadi pemenang dan dibeli dengan harga berkali lipat,” ujar Itok bernada promotif. (A.Nindya Paramita/JIBI/Solopos.com)
Burung yang berasal dari benua Afrika ini memiliki keunikan warna yang memikat para pencintanya. Keunikan warna itulah yang selama ini memesona para pencinta burung peliharaan. Tetapi, sepertinya pesona aneka warna bulu lovebird itu belakangan mengalami kejenuhan. Burung itu pun mengalami penurunan harga jual di pasar-pasar burung.
Kicau Burung: Warna Tak Lagi Memukau, Kini Suara Lovebird Dilombakan |
“Maksud diadakan bursa lovebird agar pencinta maupun pedagang dapat dimudahkan untuk menjual dan membeli,” ujar Itok, sang penggagas bursa lovebird itu, Selasa (5/8/2014).
Kicau Burung
Itok mengungkapkan bursa itu mengundang perhatian banyak pencinta lovebird, pedagang maupun peternak lovebird. Mereka yang datang akan mengetahui sendiri bagaimana kualitas lovebird.
Bursa ini juga sebagai sarana untuk menyeleksi kualitas burung-burung yang beradu di gantangan. Bila ada yang tertarik nantinya langsung melakukan transaksi.
Itok menjelaskan bursa lovebird ini terdiri dari dua kategori, yaitu labet reguler dan labet spesial. Kategori reguler ini diadakan setiap Senin, Rabu, dan Jumat dengan tiket Rp20.000 per peserta. Sedangkan, kategori spesial diadakan satu bulan sekali, setiap Rabu pekan pertama.
Tiket kategori spesial dibanderol dengan label harga Rp50.000 per peserta. Pesertanya dibatasi maksimal 48 nomor. Kegiatan itu dimulai pukul 15.30 WIB hingga selesai, menggunakan arena Taman Pasar Burung Depok.“Bagi pencinta lovebird, peternak lovebird yang ingin menunjukkan kualitas lovebird miliknya, datang saja ke bursa. Mungkin saja menjadi pemenang dan dibeli dengan harga berkali lipat.”
Pemenang bursa harus siap menjual lovebird miliknya apabila ada yang berminat membeli. Harga yang ditentukan bursa maksimal pembayaran Rp3 juta untuk bursa reguler dan Rp7,5 juta untuk bursa spesial.
Itok memberikan penghargaan berupa sertifikat bagi yang masuk lima besar juara untuk bursa reguler. Sedangkan untuk bursa spesial disediakan 10 sertifikat untuk para pemenangnya. Sertifikat ini sebagai bukti kualitas burung yang sudah beradu di bursa lovebird tersebut.
Durasi Ngekek
Bursa ini dapat menyeleksi kualitas burung milik para pencinta dan pedagang lovebird. Hal ini dibuktikan dari penilaian dewan juri yang meliputi ritme kicauan, durasi ngekek terpanjang, dan gaya lovebird.
“Saya tidak ingin para pembeli atau pencinta lovebird seperti membeli kucing dalam karung. Melalui bursa ini saya juga dimudahkan ketika ada pesanan lovebird prestasi, saya bisa langsung mengambil dari pemenang bursa sebab sudah terbukti kualitasnya,” tuturnya saat ditemui Solopos.com.
Harapan Itok melalui bursa ini tidak sekadar untuk lomba tetapi memberikan sarana jual beli lovebird dengan harga yang terpantau stabil dan terjangkau. Maka, para pemilik lovebird warna jangan berkecil hati, bila dilatih kicauannya akan berkualitas.
Menurut pantauan Itok, dua pekan ini, harga lovebird atau labet warna mulai merangkak naik, Kicau Burung dari Rp80.000 kini mencapai Rp120.000. ia yakin banderol harga itu akan terus meningkat.
“Bagi pencinta lovebird, peternak lovebird yang ingin menunjukkan kualitas lovebird miliknya, datang saja ke bursa. Mungkin saja menjadi pemenang dan dibeli dengan harga berkali lipat,” ujar Itok bernada promotif. (A.Nindya Paramita/JIBI/Solopos.com)